Jumlah Pengunjung

Bukit WTB (Welcome To Batam)

Bagaimana saudara-saudara? Sah?
Sssaaahhh!!!
Alhamdulillah….

Belum!!! *cring cring*

Jembatan Barelang 1 memang landmark paling tenar untuk kota Batam. Tapi, jika belum ke bukit WTB, rasa kurang afdhol. So, kalian harus ke sini baru “sah” menginjak Batam ya, Guys.

Seperti perbukitan Hollywod, dengan bertuliskan HOLLYWOOD yang juga landmark kota Los Angeles, Amerika Serikat, di sini juga merupakan landmark baru kota Batam.

Lokasi : Bukit Clara, Batam Center,
Kelurahan Teluk Tering,
Kecamatan Batam Kota.

Tulisan Welcome To Batam berada di ketinggian 52 mdpl, dengan panjang 120m dan tinggi 10m. Berat huruf W mencapai 4.5 ton, huruf E, M dan B sebesar 4 ton sementara lainnya sebesar 3 sampai 3.5 ton.


Dari atas bukit Clara ini, kita bisa melihat masjid raya, dataran Engku Putri, kantor wali kota, gedung DPRD, Mega Mall, asrama haji, kantor pemerintah dan swasta lainnya.

Batam yang memiliki wilayah strategis, jalur pelayaran internasional dan yang paling tidak dimiliki daerah lain karena jaraknya dengan Singapore sangat dekat, yaitu 12.5 mil atau sekitar 20 Km dan setara 40 menit dengan menggunakan kapal feri.

Menurut info, Welcome to Batam sengaja dibuat pemerintah untuk menyambut pengunjung. Khususnya mereka yang datang melalui terminal feri internasional Batam Center, karena letaknya menghadap langsung ke terminal tersebut. Ini seperti mewakili sapaan ramah kita sebagai tuan rumah.

Menurut saya, meski tulisan itu lebih ditujukan buat wisatawan asing (pendatang melalui terminal tersebut kebanyakan berasal dari Singapore atau Malaysia), alangkah baiknya jika tetap menggunakan bahasa Indonesia. Jika “Selamat Datang di Kota Batam” terlihat biasa, bisa ditambah dengan kata-kata lain. Contoh nih.

“Jarak itu pencipta rindu, pendamba temu.
Jeda pencipta risau, pengharap tentram.
Selama hati saling pandang, tak perlu tuk menunggu.
Selamat datang di Kota Batam.”

Nah, pasti terlihat beda.

Kebayang kan, seluruh bukit bakal tertutup tulisan di atas ^-^. Jika Batam sekarang terkenal dengan kota industri, nantinya akan berubah menjadi kota perindu yang merindu rindu. Pencinta yang mencinta cinta. Pendamba yang mendamba dambaan.

Selamat datang di Kota Batam.



Harapan untuk kota Batam ?

Saya harap, Batam menjadi baik. Dimana, pemerintah dan warganya sadar hukum.

Tidak ada korupsi di segala bidang. Seperti dugaan korupsi alat-alat kesehatan (Alkes) RSUD Embung Fatimah, alkes puskesmas se-kota Batam, pembangunan kebun raya Batam, dana hibah Pemko Batam dan Bansos, laboratorium BP Batam, proyek pembangunan rumah tahanan (rutan) Batam, Pendapatan restribusi parkir Kota Batam tahun 2014, Bandara Hang Nadim dalam pengadaan genset dan lampu runway tidak sesuai dengan spesifikasi serta terindikasi mark up harga dan lainnya.

Saya berharap, Batam siap menghadapi MEA, di mana tersedia tenaga ahli yang memadai.

Saya ingin melihat pengendara-pengendara taat peraturan. Jalanan tertib tanpa kemacetan. Tidak ada mobil menabrak pembatas jalan dengan alasan rem blong, kendaraan terjungkal ke parit untuk menghindar tabrakan, mobil rusak di tengah jalan, sementara lintasan tidak sebanding dengan ramainya arus lalu lintas. Tidak ada jalan rusak. Tidak ada kebut-kebutan.

Toh, semua orang ingin cepat sampai tujuan, tapi keselamatan adalah utama. Yang ada, bukannya sampai ke rumah malah ke surga. Jika pun.

Tidak lagi ada korban lalu lintas seperti yang dialami Welly Canfra Sihite (39) di Sei Temiang. Warga Batam Center yang setelah diselidiki malah terduga sebagai pembobol rumah.

Tidak lagi ada motor bersenggolan dengan truk, kemudian berakhir dengan pengendara motor tewas dan terseret.

Saya ingin untuk tidak melihat pelajar berseragam sekolah mengendara, sebab umur mereka belum cukup yang memengaruhi tingkah. Kebanyakan dari mereka ugal-ugalan, aksi-aksi membahayakan, bonceng tiga, meresahkan.
Saya ingin untuk tidak lagi mendengar petugas bea cukai menangkap pil ekstasi, narkoba yang dibawa dari luar negeri untuk diselundupkan di Batam. Yang saya harapkan, para pengedar tidak berani membawa ke Batam.

Saya ingin untuk tidak ada lagi barang ilegal masuk dan keluar dari Batam, seperti senjata api, kayu, BBM ilegal dan lainnya.

Tidak ada kapal nelayan asing yang mencuri ikan di perairan Kepri, sebab pengamanan maksimal dari Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP).

Saya ingin untuk tidak lagi mendengar ditemukan mayat. Entah itu korban perampokan, pembunuhan karena dendam, penjambretan, begal, kecelakaan, kematian karena menahan penyakit yang diderita dengan alasan ekonomi atau pun bunuh diri.

Tidak ada lagi kasus keracunan makanan seperti yang pernah dialami puluhan anak sekolah TK swasta yang berlokasi di perumahan KDA Batam Center.

Tidak ada lagi kasus begal seperti Wilvridus Yoris Maju dan Fransiskus Rikardus, penganiaya dua orang, yakni anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 10 Marinir/Satria Bhumi Yudha (SBY), Arifin dan David Tobing, seorang tukang ojek. Usai menganiaya, mereka juga membawa kabur sepeda motor korban.

Tidak lagi ada ditemukan mayat di parit dengan luka tusuk.

Tidak. Jangan ada lagi kasus Wardiaman Zebua, tersangka pembunuh anak SMA Dian Milenia Tresna Afifa alias Nia.

Masih ingat kasus Surianto alias Antok alias Tesi, pembunuh Yuyun, pacar pelaku? Menurut pengakuannya, ia emosi ketika dituding sebagai pria tidak normal sewaktu menolak diajak menemani tidur . Terjadi di Baloi Indah, Lubuk Baja. Jangan sampai terulang lagi seperti ini.

Masih ingat kasus Desi Melati binti Legiran (23), Ibu yang membunuh anaknya, Della Adha (3 tahun 1 Bulan) di perumahan Putra Jaya Tanjung Uncang, Batu Aji? Jangan sampai terulang lagi seperti ini.

Jangan lagi ada kasus seperti Muhammad Weliyadi alias Weli dan Budi Wahono, pembunuhan terhadap Synthia Bella alias Meme. Mayat Meme ditemukan di lapangan kosong SMPN 25 Tiban, dengan luka bakar di sekujur tubuhnya tanggal 9 Juli 2015 lalu. Motifnya karena Weli selaku pacar Meme cemburu, sebab Meme banyak didekati pria lain. Ia meminta Budi untuk membantu menghabisi nyawa Meme.

Tidak ada lagi kasus Anang Pirnang alias Pak Anang, tukang urut yang membunuh temannya sendiri, Deni alias Bang Tato. Peristiwa itu berawal dari cek-cok lantaran korban tidak kunjung melunasi hutangnya.

Kasus pencabulan oleh ayah tiri berinisial AW (42) terhadap Mawar (11) di Bintan Utara, Sabtu (27/2/2016) lalu. Jangan lagi.

Saya masih bingung, kenapa dibilang cabul. Padahal ini perkosaan. Ada yang bisa jelaskan? Bukti tindak asusila AW ini diperkuat visum dokter setempat, yang menemukan tanda robekan pada kemaluan korban, diduga akibat gesekan benda tumpul.

Tidak ada lagi Rio Saputra ke-2, predator anak asal Sakura Garden, Batuampar, yang mengganggu kehormatan dua bocah berumur 8 tahun. Tanpa paksaan, bermodalkan Rp. 50 ribu, ia dengan mudah membawa anak-anak bermain terlebih mereka yang tidak diawasi orang tua.


Tidak ada lagi kasus orang tua yang memolisikan anaknya, sebab kewalahan menangani kenakalan sang anak.

Ingat kasus Malikul Mahdi alias Selikur bin M. Yusuf dan Hendra bin Arman Abdullah, terdakwa dalam perkara pembunuhan Ros Duha, salah satu pemilik Bar di lokalisasi Teluk Pandan (Sintai) Tanjunguncang, Batuaji? Jangan ada lagi.

Tidak ada pencurian, baik di dalam rumah mau pun pencurian motor yang diparkir di tempat umum. Mencuri helm, pencurian kotak infak di masjid, pencurian alat musik di gereja. Jangan lagi.

Lihat saja, pelaku pencurian motor yang baru ditangkap. Mereka kerap beraksi di kawasan Batamindo, Muka kuning, Niko (19), Gusti (25) dan Yusuf (29), sementara sebagai penada barang, Rasyid (19) dan Rahman (29). Anak-anak muda yang tidak seharusnya mendekam di penjara.

Tidak ada perampokan di perumahan.

Tidak ada lagi kasus seperti Marta (29), warga Dapur 12, Sagulung, yang sedang hamil besar menjadi korban jambret di SPBU Tanjung Uncang, Batuaji, Batam, Selasa (1/3/2016) sekitar pukul 13.00WIB.

Tidak ada lagi perkelahian seperti yang terjadi di Batuaji, pelabuhan Marina Sekupang, yang berujung korban tusuk. Pesta miras puluhan remaja sambil bermain gitar, bernyanyi, berjoget sampai akhirnya saling senggol dan kesal.

Tidak ada lagi pencurian tanpa sadar alias terkena hipnotis.

Tidak ada lagi kasus Adi (21) yang harus berurusan dengan polisi, Senin(29/2/2016) siang. Pasalnya, lelaki muda ini telah membawa pergi Ade Rizki Oktaviani ( 21) dari rumah orang tuanya. Pasangan kekasih yang berencana ingin menikah, namun ditentang orang tua. Ibu kandung Ade lalu melaporkan kehilangan anaknya tersebut ke Mapolsek Batuaji.

Tidak ada krisis air. Tidak ada pendangkalan di dam karena tumbuhan Eceng Gondok subur menutupi perairan.

Tidak ada keramba illegal.

Jangan lagi ada masalah baru, ketika Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Satkelar PSDKP Batam, meledakkan 10 kapal ikan illegal berbendera asing; Malayasia,Vietnam dan Thailand. Bangkai kapal terbawa arus dari perairan Barelang ke punggur sampai ke pulau Kubung, berdekatan dengan Lobam, Kabupaten Bintan, mengganggu pelayaran karena bisa menyebabkan kecelakaan laut dan membahayakan alur kapal.

Jangan ada lagi limbah minyak hitam di laut Kepri.

Tidak ada pemadaman listrik. Tidak ada kebakaran akibat sambungan listrik atau pun gas meledak. Tidak ada lagi kebakaran hutan.

Tidak ada penipuan. Seperti kasus Ari Suseno, mengaku anggota kepolisian berpangkat IPTU, berhasil mendapatkan uang hingga Rp. 142 juta dari pacarnya, Ari Widiawati.

Perempuan, jangan mudah terpedaya ya.

Tidak ada kemiskinan. Tidak ada rumah sakit yang menolak untuk merawat atau mengeluh karena bingung membagi biaya dokter dan obat atas biaya yang ditetapkan BPJS kesehatan terlalu rendah. Tidak ada keluhan dari petugas BPJS yang kewalahan atas banyaknya klaim Jaminan Hari Tua (JHT), lantaran banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Katanya, “70 persen mereka yang mengajukan klaim pencairan JHT saat ini, masih berusia produktif untuk bekerja. Antara 19-50 tahun.” Apa salahnya mereka menggunakan uang mereka sendiri untuk menutupi kebutuhan hidupnya?

Jangan lagi para investor kabur dari Batam.

Tidak ada lagi pengaduan pekerja ke Disnaker terkait upah tak sesuai ketentuan.

Tidak ada keluhan dari pasien akibat bisingnya musik dari Pujasera (tempat makan) yang berdekatan dengan rumah sakit.

Rakyat sejahtera. Tidak ada demo Upah Minimum Kota (UMK) setiap tahunnya. Tidak ada demo agar iuran BPJS tidak ada kenaikan.

Tidak ada judi, apalagi mengatasnamakan Gelanggang Permainan (GelPer).

Tidak ada lokalisasi lagi seperti sekarang. Dari data Dinas Kesehatan Kota Batam menyebutkan, jumlah pekerja seks komersial (PSK) di Batam cukup banyak dan tersebar di berbagai tempat di Batam. Berikut datanya:
1. Panti rehabilitasi di Sintai, Batuaji 276 orang
2. Kawasan Jodoh 73 orang
3. Teluk Bakau 56 orang
4. Mat Belanda 33 orang
5. Pokok Jengkol 22 orang
6. Jembatan satu 15 orang

Jangan lagi ada Prostitusi, baik terselubung dengan kedok tempat massage & spa, kos-kosan maupun terang-terangan.

Tidak ada tempat hiburan malam dan dugem.

Jangan lagi ada kasus serupa seperti kasus Nelson Bur, Kabid Pos dan Telekomunikasi di Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Pemprov Kepri, yang terbukti melakukan trafiking dua remaja di bawah umur.

Tidak ada penambangan pasir illegal di Batu Besar, Nongsa, Piayu, Tembesi, Jembatan Barelang dan tempat lainnya.

Sedih rasanya, ketika ada kabar pemilik panti asuhan Rizki Kharunnisa, seharusnya mereka pengganti orang tua dalam membimbing, merawat, mendidik dan memelihara tapi malah melakukan kekerasan dan penelantara.

Miris, ketika istri dan anak sengaja menggerebek suami dan selingkuhannya di hotel.

Hati saya gundah, ketika ada berita perempuan muda kabur dari rumah setelah berkenalan dengan lelaki melalui Facebook. Atau seorang nenek sebatang kara setelah ditinggal pergi suami (diduakan. Red) berjalan tertatih-tatih. Keseharian nenek yang tinggal di Perumahan Graha Mega Legenda Blok J3 Nomor 19, RT 6 RW 4, Kelurahan Baloi Permai, Kecamatan Batam Kota ini hanya mengandalkan simpati dan pemberian dari orang lain. Ia memiliki harapan untuk bertemu keempat anak-anaknya, yaitu Rusliono, Widodo, Rahmat, dan Basuki yang tinggal di daerah asalnya Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, Jawa Tengah. Semoga terkabul ya, Nek Sugina.

Tidak ada lagi remaja nongkrong sambil minum miras sampai dini hari. Berkeliaran seperti tak memiliki rumah dan orang tua.

Tidak ada lagi geng motor yang meresahkan. Sekelompok anak-anak yang kerap memalak dengan membawa senjata tajam. Tak jarang ada korban penikaman.

Semoga Batam menjadi kota yang rapi. Tidak ada kios liar atau pun pedagang kaki lima (PKL), jika pun hendak ditertibkan, harus ada relokasi tempat usaha.

Tidak ada sengketa lahan antara warga, pengusaha dan pemerintah.

Semoga Batam menjadi kota bersih dan indah dengan masyarakat bermental baik. Tidak ada yang membuang sampah sembarangan. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) tersedia dan mudah terjangkau mata. Pertamanan kota tertata baik. Tata letak kota, Traffic Light jalan, semuanya serba baik.

Tidak ada lagi korban tewas karena menghindar pohon tumbang di Sekupang, Nasib tragis yang dialami Nurrizuan alias Iwan, Jumat (26/2) sekitar pukul 11.30 WIB di RE Martadinata, depan Telkom yang biasa dipasangi portal.

Batam bebas dari penyakit DBD. Tidak ada lagi pengakuan bahwa Dinkes Batam tak punya anggaran untuk Fogging.

Parit bersih tanpa tersumbat.

Halte-halte terjaga baik.

Pemko Batam tidak lagi mengeluh karena tak memiliki lahan untuk membangun rusun. Tidak ada lagi rumah liar.

Tidak ada penggusuran paksa tanpa solusi.

Dalam pencarian kerja, tidak ada titipan pejabat, oknum petugas, hingga harus membayar sejumlah uang.

Operasional bandara diharapkan bagus. Tidak ada delay.

Sebenarnya masih banyak lagi, tapi jari-jemari saya sudah pegal. Intinya adalah, saya ingin Batam menjadi kota teratur di segala sisi.

Sumber : E-News Batam, Joelent Production.

1 komentar:

  1. selfie di tempat ini bagusnya datang rame2,karna skrg banyak sekali tukang palak berkeliaran minta uang parkir

    BalasHapus

Mohon komentarnya ^_^.